“Nak, ini kenapa nilai
matematika kok jelek? Mulai sekarang kegiatannya dikurangi. Tidak usah ikut
eksul lagi. Fokus les matematika. Masa pelajaran yang tidak penting seperti
olahraga malah dapat bagus. Bagaimana bisa pinter kalau seperti ini terus? Itu
temanmu saja nilai matematikanya tinggi, kamu contoh dia dong, belajar dari
dia. Jangan malu- maluin orangtua.”
Apa Anda masih berfikir, berkata,
dan memfonis anak seperti itu, Ayah Ibu?
Pelajaran di sekolah tidak hanya
matematika, tapi kenapa selalu pelajaran hitungan?
Mengapa tolok ukur kepintaran
anak selalu pelajaran menghitung? Mengapa tidak bangga anak jika pelajaran yang
lain yang bagus?
Ayah Ibu,
Tuhan menciptakan anak
dengan banyak kecerdasan tidak hanya hitungan dan tidak semua anak memiliki
kecerdasan dalam hitungan namun memiliki kecerdasan lain. Dengan selalu
menganggap jika anak pintar jika nilai
hitungannya tinggi, hal tersebut adalah bentuk ketidak-adilan kepada anak itu
sendiri. Hasil yang baik masih menjadi harapan orangtua padahal belum tentu
orangtua memahami prosesnya. Namun orang tua menanamkan pada anak jika mereka
menginginkan hasil yang bagus. Jika nilai bagus maka akan dipuji, jika jelek
akan dimarahi.
Siapa yang mau dimarahi? Secara
tidak langsung orangtua menuntut anak untuk mendapatkan hasil bagus tapi tidak
memperhatikan bagaimana proses yang benar. Anak pun akan merespon itu dengan
tindakan misalnya mereka belajar lebih giat. Itu akan bekerja efektif pada anak
yang memiliki jenis kecerdasan yang sesuai dengan apa yang orangtua harapkan.
Bagaimana dengan anak- anak yang tidak memiliki jenis kecerdasan yang sesuai
orangtua harapkan? Alhasil mereka akan curang, misalnya mencontek. Yang ada di
fikiran mereka adalah “ Yang penting nilai saya bagus, Jadi Ayah Ibu tidak
marah.”
Kenapa harus malu jika anak tidak
maksimal dalam hitungan, Ayah Ibu? Padahal mereka memiliki kecerdasan lain yang
lebih menonjol dan bisa dikembangkan. Tuhan menciptakan setiap anak dengan
keunikannya, dan tugas kita untuk memahami dan mendampingi mereka.
Tidak jarang, banyak kita menemui
orang tua yang sering membentak anak. Tanpa disadari, bentakan atau suara
dengan nada tinggi tersebut berpengaruh pada pertumbuhan dan mental serta kepribadian
anak. Bentakan bisa timbul karena orang tua yang lepas kontrol karena tingkah
anak, namun ada pula yang merupakan sifat orang tua tersebut. Apapun background
dibalik bentakan tersebut, hasilnya tetap sama, yaitu pengaruh negatif terhadap
perkembangan mental dan psikologi anak.
Jika dipikir dengan lebih bijak,
membentak tidak membawa hal positif sama sekali walaupun dengan dibentak
akhirnya anak akan menuruti apa kata orang tua, tapi ingat bahwa itu adalah
respon saat itu. Namun apa dampak jangka panjangnya? Pernahkah orang tua
memikirkan itu sebelumnya? Yang ada sekarang adalah banyak orang tua yang
mengeluh anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak diinginkan. Padahal itu
adalah karena tindakan salah yang kerap orang tua lakukan demi mendapatkan
kepatuhan anak.
Faktanya yang ada saat ini, banyak dari orang
tua yang hanya bisa memarahi anak, tetapi jarang memberikan apresiasi dan
reward pada anak. Orang tua hanya melihat dan fokus pada kesalahan anak, namun
melupakan kebaikan anak. Banyak dari orang tua yang jarang melakukan pencegahan,
pengarahan, dan membimbing anaknya sebelum kesalahan terjadi, tetapi justru
malah memarahi anak setelah ada kejadian yang dianggap buruk.
Seharusnya orang tua
mempertimbangkan tingkat perkembangan mental anak, sebelum membuat aturan
ataupun bertindak. Mental dan psikis anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa.
Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh
atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa. Sikap orang
tua seakan-akan seperti polisi yang menghadapi penjahat. Sebaliknya, orang tua
sering lupa untuk memberikan perhatian dan penghargaan positif ketika anak
melakukan pekerjaan mereka dengan benar.
Apa saja dampak bentakan terhadap
anak ??
Kurang Percaya Diri / Minder
Bentakan yang didapatkan anak,
secara tidak langsung akan membuat anak tersebut menjadi pribadi yang tidak
percaya diri dan minder karena anak tersebut kerapnya menerima teguran berupa
bentakan. Dalam mental anak, hal yang tertanam adalah diri yang mempertanyakan
dirinya sendiri. Apakah yang dia lakukan sudah benar atau belum? Ada ketakutan-ketakutan
jika melakukan perbuatan, takut jika salah, takut jika dimarahi, tidak berani
mengambil keputusan, bahkan tidak yakin terhadap dirinya sendiri.
Tidak peduli & Cuek
Terlalu lelah mendapat bentakan
dari orang tau bisa membuat anak menjadi apatis, tidak peduli, cuek. Nilai
negatif sudah tertanam dalam mental anak tersebut. Bosan dan lelah atas perlakuan tersebut, akhirnya
anak memilih jalan aman dengan mendengarkan setiap nasehat ataupun bentakan
orang tua, namun tidak dipahami. Ibaratnya tidak peduli karena yang didengarkan
cuma numpang lewat di telinga.
Tertutup / Introvert
Orang tua harusnya memberikan
rasa nyaman kepada anak sehingga anak bisa menjadikan orang tua sebagai tempat
curahan perasaan mereka ketika mereka membutuhkan. Bukan malah menjadi sosok
yang ditakuti. Ketika anak merasa takut pada orang tua, jangankan untuk sharing
pada mereka, untuk menatap mereka saja, anak takut. Akhirnya anak memilih untuk
diam dan menyimpan setiap masalah maupun kejadian yang dia alami dari orang tua
mereka. Takut disalahkan, takut takut orang tua tidak faham, takut takut dan
takut. Ketika anak hanya menyimpan masalahnya sendiri, hal tersebut sangat
tidak baik untuk kondisi mental anak tersebut. Tidak semua anak bisa menampung
masalahnya sendiri, apalagi anak-anak yang masih membutuhkan semangat dan perhatian
orang tua.
Suka Menentang
Jika sebelumnya ketika menerima
tekanan, anak memilih diam. Maka ini anak memilih untuk melawan. Ketika
dibentak, maka anak akan bertindak lebih menjengkelkan lagi, yang bisa membuat
orang tau lebih marah. Ada rasa sebel dalam diri anak pada orang tua yang
diungkapkan dengan perlawanan mereka dengan tidak mematuhi orang tuanya bahkan
dengan membalas kata- kata orang tua dengan kata- kata kasar.
Namun ada anak yang tidak senekad
itu. Ada anak yang lebih memilih bertindak semaunya sendiri. Dimarahi dan
dibentak seperti apa sudah tidak mempan pada anak ini karena sudah kebal dengan
bentakan yang selama ini anak terima.
Suka membentak dan Pemarah
Apa yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anak. Jika orang tua sering marah maka anak juga akan menjadi anak yang pemarah. Jika orang tua sering membentak maka anak juga akan menjadi anak yang suka membentak.
Berdasarkan Total Nerve Growth Factor
(TNGF), dari pola sidik jari dan telapak tangan dapat dilakukan penghitungan
mulai jumlah alur, pola sidik jari, hingga sudut pola segitiga telapak tangan
(ATD) yang menggambarkan kemampuan belajar sel dan belahan otak.
Berdasarkan TNGF ini jugalah
dapat dirumuskan dominasi kemampuan otak kiri dan kanan. Menurut teori, telapak
tangan kiri menggambarkan kemampuan otak belahan kanan. Begitu pula sebaliknya,
telapak tangan kanan menggambarkan kemampuan otak belahan kiri.
Seberapa banyak nilai yang
didapat dari penghitungan sudut pola segitiga telapak tangan akan menggambarkan
dominasi belahan otak mana yang lebih banyak berperan dalam diri seseorang.
Dengan ditemukannya dominasi belahan otak kanan-kiri ini, lalu dihitung potensi
yang lebih menonjol berdasarkan sidik jari. Sehingga ditemukan bakat yang lebih
dominan. Dan analisa yang dibuat akan lebih spesifik pada bakat tertentu yang
dimiliki.
Sains Dermatoglyphics adalah ilmu
yang mempelajari pola-pola sidik jari. Disiplin ilmu ini telah berkembang lebih
dari ratusan tahun. Para ahli tertarik dengan sidik jari karena memiliki
karakterisktik yang khusus, yakni :
Sidik Jari bersifat permanen seumur hidup, tidak pernah berubah. Pola sidik jari sudah ada semenjak lahir sampai meninggal tanpa mengalami perubahan.
Struktur sidik jari, mudah untuk
diklasifikasikan dan diukur. Pola sidik jari dapat terlihat jelas dengan kasat
mata, melalui perkembangan teknologi, Pola sidik jari dapat dengan mudah
disimpan dalam database.
Sidik jari ternyata tak hanya berguna untuk mengidentifikasi seseorang, tetapi juga bisa untuk mengetahui bakat terpendam.
Pembentukan pola sidik jari ini
sangat berkaitan dengan perkembangan otak. Riset yang dilakukan seputar
pengklasifikasian pola sidik jari dari sudut pandang antropologi, penelitian
medis seputar hubungan pola sidik jari tertentu dengan indikasi kelainan mental
dan kesehatan, dan riset statistik kalangan psikolog seputar hubungan pola
sidik jari dengan kondisi mental dan kecerdasan, memberikan kontribusi atas
lahirnya fingerprint analysis biometric system ini.
Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi biometrik, pembuatan aplikasi dan penggunaan teknologi
semakin memberikan harapan yang lebih besar atas perkembangan sistem
fingerprint analysis menjadi lebih akurat.
Sidik Jari Si Penguak Bakat
Sidik jari ternyata tak hanya berguna untuk mengidentifikasi seseorang, tetapi juga bisa untuk mengetahui bakat terpendam.
Kelebihan yang dimiliki seseorang
pada suatu bidang, atau disebut bakat, memang tak mudah untuk ditemukan.
Menurut Dr. Reni Akbar Hawadi, Psi., kepala Pusat Keterbakatan Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia, untuk menjadi orang berbakat tak hanya sekadar mewarisi
bakat secara herediter dari garis keturunan. Namun, untuk menjadikan bakat
tadi teraktualisasi, perlu adanya intervensi lingkungan atau pengasahan atas
kapasitas bakat tadi. Nah, jika belum tahu bakat apa yang terpendam dalam diri anak, bagaimana bisa mengasah bakatnya agar menjadi kemampuan khusus?
Untuk itu, orangtua perlu
menstimulasi dan mengetesnya untuk mengetahui potensi bakat anak. Antara lain
dengan memaksimalkan seluruh modalitas sang anak, misalnya dari pendengaran,
penglihatan, pengecapan, perabaan, dan sebagainya sejak anak berusia 6 bulan. Bila perlu, lakukan penelusuran
bakat anak dengan metoda tes dan non tes (wawancara dan observasi). Salah satu
yang ditawarkan dari metoda penelusuran bakat dengan tes adalah dengan fingerprint. Metode penelusuran bakat ini memanfaatkan pola sidik jari yang
dicetak melalui sensor sidik jari.
Metode ini tak hanya membantu anak-anak menemukan
bakatnya, namun juga membantu mengarahkan anak berkebutuhan khusus untuk mengasah
kemampuan khusus dalam dirinya.
Saat ini banyak orangtua
menganggap bahwa pemasukan keluarga mesti berasal dari dua sumber, yakni
penghasilan suami dan istri. Memang tidak bisa dipungkiri jika zaman semakin
susah dan setiap orang menginginkan kehidupan yang layak. Hasilnya banyak orang
tua yang saling sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangga. Berangkat
pagi dan pulang malam.
Pernahkan terbayang jika
rutinitas tersebut mengikis waktu kebersamaan bersama keluarga terutama anak?
Pernahkan terfikir jika waktu tumbuh kembang anak itu tidak bisa diulang? Dan
taukah kita jika apa yang anak dapatkan
di masa kecilnya akan dia bawa sampai remaja bahkan dewasa. Semua itu karena
kurangnya waktu antara orang tua dan anak. Padahal mungkin yang diperlukan anak
adalah perhatian orang tua mereka, waktu bersama orang tua mereka, dan
kesempatan untuk bertemu dengan orang tua mereka.
Para orang tua harus waspada
dengan ritual harian yang demikian, sebab jarangnya komunikasi dengan anak,
terutama yang berusia balita, bisa menyebabkan dampak buruk pada tahapan tumbuh
kembang anak.
Ketika kita sebagai orang tua
tidak mampu menghabiskan waktu kebersamaan bersama anak, tentu ada perasaan
bersalah dalam diri kita. Rasanya ingin segera pulang, namun karena pilihan
kita untuk bekerja jadi ada banyak hal
yang jadi kendala, seperti banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan, jalanan waktu pulang macet, dan masih banyak
hal lain.
Perlahan-lahan rutinitas tersebut
akan mengambil waktu kita dengan anak dan lama kelamaan akan menjauhkan kita
dari anak dan keluarga. Dengan kondisi orangtua yang tidak memiliki waktu
dengan anak, mereka akan berusaha mengganti waktu tersebut dengan materi.
Misalnya memberi hadiah & memanjakan anak dengan membelikan barang. Namun
dengan itu apa yang akan anak tanamkan difikiran mereka? “ Kasih sayang orang
tua adalah materi yang diberikan pada mereka.”
Lalu bagaimana memaksimalkan
waktu orangtua bersama anak?
- Tambah waktu bersama dan tingkatkan kualitas kebersamaan.
- Simpan weekend untuk keluarga.
- Jadwalkan waktu yang menyenangkan.
- Sering- sering menyentuh, menanyakan kabar, mencium dan memeluk anak tiap harinya.
Pernakah anda bekerja sama dalam satu tim? Jika pernah, apakah anda pernah kesal karena kawan anda dianggap tidak becus dan membebani tim? Atau, jika anda menjadi atasan, pernahkah anda sering jengkel dengan ulah staf Anda yang tidak bisa bekerja sesuai standar kerja anda? Staf anda itu terus melakukan kesalahan berulang yang dianggap menjadi kebiasaan yang buruk? Akhirnya, apa yang terjadi? Anda memberi label negatif kepada kawan atau staf Anda yang dianggap tidak bisa diandalkan dalam bekerja sama. Tunggu dulu! Jangan cepat menghakimi orang. Manuasia sering kali mudah memberi label negatif kepada orang yang tidak sepaham dengannya. Daripada menghabiskan energi terseret dalam konflik dalam tim lebih baik, sebaiknya anda mulai berfikir ulang bahwa terjadi sesuatu yang salah di dalam tim. Barangkali, anda juga menyumbangkan kesalahan sehingga membuat kawan atau staf anda selalu salah dimata anda. Mata anda menjadi tidak peka untuk menangkap kejernihan potensi tersembunyi dari orang tersebut. Padahal, setiap orang memiliki keunikan working styile yang berbeda, termasuk anda.
Perhatikan dalam satu tim kerja, adakah orang yang memiliki kemampuan manajerial yang baik? Ciri-cirinya adalah begitu terampil menata dan menaruh barang ditempat yang seharusnya. Ia tidak pernah membiarkan ceceran kertas berserakan setelah bekerja. Ia selalu mudah mengatur jadawal kerja orang dengan baik atau mengurus prosedur kerja dengan sangat apik. Coba tanyakan jadwal liburan kepadanya? Biasanya, mereka sudah memiliki well-plan jauh-jauh hari. Mereka tidak suka hal-hal yang mendadak. Mereka mampu mengatur jadwal harian mereka dari pagi hingga malam. Bahkan dalam satu waktu, mereka bisa mengerjakan banyak tugas dalam satu waktu sambil bisa membuat prioritas pekerjaan. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari, sambil menelpon dengan satu tangan,ia masih bisa menulis dengan tangan yang lain, atau sambil memasak ia masih bisa main facebook tanpa lupa mengengok masakannya supaya tidak gosong. Orang yang seperti itu cocok dengan jenis pekerjaan yang manajerial untuk menjadi sekretaris, atau manajer yang trampil menata struktur organisasi. Bahkan, penulis pernah bertemu dengan manajer artis yang piawai mengatur jadwal show sang artis dalam satu hari yang padat tanpa bentrokan jadwal.
Amati Tipe Kerja Orang di Lingkungan Anda
Coba anda temukan lagi adakah orang yang sembrono dalam mengatur barangbarangnya, misal sering lupa menaruh handphone atau kunci mobil? Namun, ia dapat diandalkan pada saat kritis untuk mengambil keputusan strategis. Ia mampu merumuskan ide konseptual hanya dalam hitungan singkat, sementara orang lain masih harus mencena lama dalam hitungan jam. Bahkan, ia tak ragu mengambil resiko mengambil keputusan cepat disertai kalkulasi logika yang akurat. Kalau begitu, ia cocok dijadikan leader, tapi jika ia memiliki kemampuan manajerial yang rendah, sebaiknya ia perlu sekretaris andal untuk mengatur hal-hal yang bersifat prosedural. Atau pernahkah anda menemukan orang yang tidak suka berkutat lama-lama untuk merumuskkan ide dan alergi duduk meeting seharian. Ia mudah jemu dan lebih suka mendapat daftar tugas yang pasti dan terperinci sehingga ia langsung dapat mempraktikkan di lapangan. Tak urung, ia bisa melakukan kesalahan menjalankan instruksi, tetapi di satu sisi, ia memiliki banyak energi untuk belajar dari kesalahan yang ia lakukan di lapangan dan langsung memperbaikinya di tempat. Ia penganut konsep pengalaman adalah guru yang terbaik.
Dengan gaya seperti itu, ia cocok melakukan tugas teknis operasional karena akan lebih mudah baginya mendapatkan contoh langsung untuk dipraktikan. Amati lagi lingkungan anda dengan jeli, adakah orang yang selalu mudah bekerja sama dengan siapa saja. Ia bisa mencairkan suasana hati orang yang sedang marah, sama baiknya dengan mencairkan kebekuan orang yang pendiam. Pokoknya, ibarat istilah “Nggak ada lo nggak rame”. Nah, tipe seperti itu memiliki ketrampilan komunikasi yang baik. Biasanya, ia senang mengobrol dan mau jadi pendengar yang baik. Ia bersedia mendengarkan curhat orang sampai berjam-jam lamanya dan mampu merespons dengan tepat sesuai yang diharapkan lawan bicaranya. Dengan gaya seperti itu, ia cocok dijadikan humas atau mediator saat tim kerja sedang mengalami konflik. Ia pandai mengolah kata-kata menjadi kalimat berbunga untuk menyenangkan hati orang. Ada lagi jenis orang yang dalam kondisi apapun mampu bertahan. Ia peka melakukan pengamatan terhadap perubahan situasi dan selalu memiliki kebutuhan untuk mengikuti perkembangan terbaru. Ia akan banyak melakukan skenario rencana dan biasanya, tidak suka membuat solusi yang bersifat tunggal. Biasanya, ia mempu melihat celah dari setiap kesulitan dan selalu bisa mencari jalan keluar dalam kondisi sesulit apapun. Perubahan tren di dunia luar menjadi panduannya dalam mengambil keputusan untuk memprediksi. Ia bisa dengan tepat membaca momentum untuk mengambil tindakan. Dengan gaya seperti itu, ia cocok dijadikan problem solver untuk mengatasi situasi yang unpredictable.
Apa yang menyebabkan adanya kesamaan di antara umat manusia sedunia, misalnya kesamaan kemampuan berbahasa, integritas, loyalitas, dan aktualisasi terhadap kelompok sosial? Perspektif psikologi yang terkait dengan evolusi memandang bahwa kesamaan-kesamaan tersebut sebagian berkaitan dengan karakter genetis yang berkembang selama sejarah evolusi spesies kita.
Ahli genetika Inggris Steve “Setiap gen adalah pesan dari nenek moyang kita dan gen-gen tersebut menceritakan kisah yang utuh mengenai kita dan gen manusia”. Untuk membaca pesan dari masa lalu sebagaimana yang tersimpan di dalam gen-gen kita, hal pertama yang perlu dipahami adalah hakikat evolusi.
Pada dasarnya, evolusi (evolution) merupakan suatu perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan secara umum berlangsung pada banyak generasi. Meningkanya atau berkurangnya frekuensi munculnya gen-gen yang mempengaruhi sifat-sifat tertentu dalam suatu populasi tertentu sejalan dengan meningkatnya atau berkurangnya frekuensi munculnya gen-gen yang mempengaruhi sifat-sifat tersebut. Tampaknya, perkembangan seperti ini dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang berlangsung pada spesies tertentu. Ketika perubahan yang terjadi sudah cukup besar, hal itu akan mengakibatkan terbentuknya spesies baru.
JEJAK EVOLUSI GENETIKA
Para ilmuwan sering memperdebatkan teori evolusi yang dikemukakan ilmuwan asal inggris Charles Darwin, apakah perubahan evolusi tersebut secara bertahap atau tiba-tiba. Namun ada hal lain yang menarik mengenai pernyataan Darwin tersebut, yaitu hubungan manusia sebagai primata dengan makhluk lainnnya, terutama monyet. Secara struktur fisiologis, monyet memang yang ter-”mirip” dengan manusia dibandingkan dengan makhluk lain di bumi ini namun, disini, kita tidak membahas apakah monyet dan manusia memiliki kaitan evolusi. Beberapa perbedaan yang ada antara manusia dan monyet terlihat dari struktur otak. Manusia memiliki ukuran yang jauh besar dan terdiri dari 100 miliar neuron, sementara monyet berkisar 10 miliar neuron. Data tersebut memperlihatkan bahwa manusia memiliki kapasitas berpikir yang jauh lebih kompleks walaupun otak monyet juga memiliki struktur korteks sebagaimana halnya pada otakmanusia.
Hal lain yang membedakan antara manusia dan monyet bahkan manusia purba (manusia kera) adalah cara berjalan dan bantuk tangan. Monyet berjalan dengan menggunakan keempat tangan dan kaki, sementara manusia menggunakan hanya dua kakinya untuk berdiri dengan tegak. Fungsi tangan pada manusia lebih canggih dan aplikatif dibandingkan dengan monyet karena bentuk ibu jari manusia lebih panjang dari pada ibu jari monyet. Karena itu, tangan manusia lebih sering digunakan untuk berbagai keperluan yang lebih kompleks, misalnya membuat perkakas. Struktur otak manusia berbeda dengan hewan lain. Selain itu, tangan manusia juga memiliki jejak ciri-ciri genetis karena berkaitan dengan kemampuan kognitif yang tidak dimiliki makhluk lain. Hal itu logis karena seiring dengan semakin banyaknya fungsi tangan, semakin banyak juga susunan saraf yang merekam pada garis-garis sidik jari.
Untuk seluruh layanan dari Ghany Angga. MA, Anda bisa menghubungi :
Mobile : 089609270490 ( Phone, SMS, WhatsApp)
BBM : 75CAA2AD
Email : ghanyangga.ma@gmail.com
Facebook : Ghany Angga MA
Page : Elfreda Management
Twitter : @GhanyElfreda
Beberapa Layanan Ghany Angga. MA dan team
- Fingerprint Consulting (Paket Silver dan Paket Platinum)
- Pelatihan : Private, Class, In-House, Corporate
- Seminar dan Publik Speaker
- Hypnotherapy dan Holistic Therapy
- Magician Show and Performance
- Magic Course and Magic School
- Tarot Counseling with Madame Ika
- Layanan Kesehatan Prenatal dan Post Natal
- Layanan Totok Aura with Madame Ika
- Event Organizer Pelatihan
- Private Matematika Otak kanan with Al Hafizhil Latif
Fingerprint Consulting Indonesia merupakan lembaga yang bergerak dibidang psikologi dan personality test yang memiliki layanan berupa analisa sidik jari untuk Membantu Individu mengenali bakat genetic (bawaan lahir) mereka.
Program Ilmiah Analisa Sidik Jari disebut juga Fingerprint Analysis merupakan sebuah pengukuran biometrik dengan media pemindaian (scanning) sidik jari untuk menunjukkan bakat dan kecerdasan individu. Metode analisa sidik jari teruji ilmiah yang didasari oleh berbagai disiplin ilmu yang melibatkan Science & Research of Dermatoglyphics (Ilmu untuk mengetahui garis-garis pada permukaan kulit, jari-jari, telapak tangan dan hingga kaki), ilmu kedokteran dan anatomi tubuh (khususnya bagian otak), ilmu psikologi modern dan teknologi computer biometric. Sehingga, hasilnya dapat dijadikan sebagai referensi bagi orang tua, institusi pendidikan dalam hal pemilihan penjurusan dan penentuan jenjang karir dan masa depan yang cerah.
Sidik jari adalah bagian tubuh yang bersifat permanent, tidak pernah berubah sepanjang hayat dari kecil hingga dewasa, tidak pernah sama setiap orang, disamping sebagai identifikasi, juga menggambarkan krakteristik yang spesifik di setiap orang. Pertumbuhan sidik jari mulai muncul pada bayi yang masih dalam kandungan (embrio) 13 minggu dan perkembangannya seiring dengan pertumbuhan otak.
KEUNGGULAN ANALISA SIDIK JARI
AKURASI TINGGI
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi biometrik, perkembangan sistem fingerprint analysis menjadi lebih akurat bahkan tingkat akurasi hingga 90% dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya. Analisa sidik jari mampu menunjukkan secara ilmiah Potensi dan bakat individu.
UNIK
Pola sidik jari manusia sangat unik dan di pengaruhi oleh proses pembentukannya secara genetik. Tidak ada satupun manusia di dunia yang mempunyai sidik jari yang sama persis bahkan 1 dari 10 jari dari satu tangan tidak sama. Andaikan ada Kemungkinan sama, perbandingannya adalah 1:64.000.000.000, Kenali Bakat Anak dengan Mudah, Investasi Murah.
PERMANEN
Sidik Jari tidak akan pernah berubah dari waktu ke waktu sepanjang hidup sejak kecil hingga dewasa sehingga analisa sidik jari cukup dilakukan satu kali seumur hidup.
Anak Menjadi Senang Belajar dengan Gayanya
Selengkapnya kunjungi : www.analisajaribali.blogspot.com atau www.analisajari.com
Selengkapnya kunjungi : www.analisajaribali.blogspot.com atau www.analisajari.com
Elfreda Management adalah sebuah lembaga Training, Consulting, Counseling, Caoching, Mentoring dan Healing yang bergerak dibidang pemberdayaan dan pengembangan diri.
Elfreda Management berdiri pada 6 Desember 2012, didirikan oleh Ghany Angga. MA dan Ika Ratna Dwi Januarti, SH dengan Akta Notaris H. Misbah Imam Subari, SH, M.Hum nomor 2, tanggal 11 Agustus 2014.
Saat ini, Elfreda Management telah membuka perwakilan di beberapa kota di Indonesia, seperti Banyuwangi, Bali, Jakarta, dan Malang.
Selengkapnya kunjungi www.facebook.com/elfredaofficial
Saat ini, Elfreda Management telah membuka perwakilan di beberapa kota di Indonesia, seperti Banyuwangi, Bali, Jakarta, dan Malang.
Selengkapnya kunjungi www.facebook.com/elfredaofficial
Ghany Angga MA, atau biasa disapa dengan nama Ghany Elfreda, merupakan seorang Praktisi Mind Technology, yang menekuni dunia pemberdayaan diri (self empowerment) sejak masih duduk dibangku sekolah. Awalnya, Ghany kecil sangat tertarik dengan dunia-dunia yang menggali tentang potensi terpendam manusia, sampai ia pun menekuni dunia Metafisik, mulai dari hal-hal tentang pengolahan energi, pernafasan, sampai pada esoteris Jawa (kanoragan, kadigdayan, kebathinan) dan esoteris timur tengah (ilmu hikmah, ilmu karomah). Di wilayah fisik, ia pun juga banyak sekali menekuni berbagai aliran pencak silat, hingga ia pun pernah diangkat menjadi dewan pendekar termuda di salah satu aliran pencak silat tradisional di daerahnya.
Ada sebuah kalimat yang pernah ia baca dan menjadi sebuah pertanyaan besar dihidupnya, “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akanmengenal Tuhannya”. Kalimat inilah yang selalu terngiang dipikirannya dan menjadi sebuah pertanyaan besar. Siapa sebenarnya Aku?? Who Am I ?? Sudahkah aku mengenal diriku seutuhnya ??
Merasa belum puas dengan dunia metafisik, karena ia belum mendapatkan jawaban dari apa yang menjadi pertanyaan besarnya, maka ia pun mulai merambah kedunia mental dan pikiran. Dari sinilah ia mendapatkan titik terang dari misteri-misteri yang menjadi tanda tanya besar dihidupnya. Menemukan sebuah link yang terputus dari apa yang ia pelajari sebelumnya, antara fisik dan metafisik. Sebuah potensi yang semua orang miliki tapi tak semuanya mengerti apalagi mempelajari. Memahami bahwa manusia adalah satu kesatuan utuh (Body, Mind dan Soul) yang menjadikan ia lebih aware terhadap dirinya. Dengan menemukan link tersebut, ia pun mulai mampu memahami esoteris yang dulu pernah ia pelajari secara lebih mendalam, bukan hanya pada tingkat ritualitas saja, tapi lebih kepada nilai hidup dan sisi spiritualitas. Mulai saat itulah ia bertekad untuk menekuni berbagai macam hal-hal yang berhubungan dengan empowerment.
Hal ini pun terus berjalan sampai ia duduk dibangku kuliah. Ia mengambil jurusan Teknik Informatika di kampusnya. Ketika mata pelajaran tentang pemrograman, microcontroller, serta logika dan algoritma, ia justru malah terbelesit tentang pikiran manusia, pemrograman pikiran, cara pandang dan pola pikir seseorang sampai dengan pengaruhnya pada perilaku seseorang. Dari sinilah, ia mulai menekuni wilayah pikiran lebih dalam lagi, melakukan sebuah eksperimen-eksperimen kecil tentang hypnotherapy sampai pada aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kinerja pikiran seseorang, baik itu berupa komunikasi, berupa fisiologi ataupun berupa hal lainnya.
Pada tahun 2012, ia membuat sebuah lembaga pemberdayaan dan pengembangan diri yang bernama Elfreda Management, sekaligus ia dipercaya sebagai President dari lembaga tersebut. Sebuah lembaga yang berjalan di dua kaki, yakni provit oriented dan sosial oriented, sesuai dengan prinsipnya bahwa selayaknya tubuh, selain butuh makan, tubuh pun juga butuh untuk buang hajat untuk melancarkan sistem pencernaan. Begitupun juga dengan provit dan sosial.
Bersama dengan rekan-rekannya dalam satu lembaga ini, ia mulai mengembangkan bentuk aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan untuk empowerment. Dan hingga saat ini, sudah ada 4 perwakilan dari Elfreda Management di Indonesia, yakni di Banyuwangi, Bali, Jakarta dan Malang.
Saat ini ia aktif memberikan seminar dan training tentang pemberdayaan dan pengembangan diri. Namun, tujuan besar dan goal utamanya ketika ia menggeluti bidang ini, bukanlah untuk membawanya menjadi seorang Trainer. Akan tetapi untuk lebih mengenal tentang siapa dirinya, menemukan puzzle-puzzle jawaban atas pertanyaan besarnya. Menjadi seorang Trainer merupakan pernak pernik dalam hidupnya sebagai sebuah aplikasi untuk menularkan manfaat kepada sesama, terutama bagi yang membutuhkan.
Penelitian Fleming model membagi tiga jenis gaya belajar, yaitu visual, kinestetik, dan auditory.
Jika di ruang kelas anda termasuk murid yang menyukai pembelajaran dengan bantuan alat peraga, besar kemungkinan anda adalah tipe pembelajar visual. Jika demikian anda senang jika menyerap informasi dalam penyajian gambar, diagram, grafik, atau tayangan video, terlebih lagi jika disertai dengan warna-warni menarik. Coba perhatikan bentuk catatan dibuku anda. Biasanya, pembelajar visual sangat senang memberi stabilo pada kata-kata penting-plus dibedakan dengan warnawarni. Mereka akan lebih mudah membaca dengan bantuan simbol-simbol sebagai penggani teks.
Jika diruang kelas anda merasa cukup hanya dengan menyimak keterangan guru dan bisa menangkap informasi dengan baik melalui pendengaran, besar kemungkinannya bahwa anda tipe pembelajar auditory. Jika demikian, anda lebih senang jika menyerap informasi dalam bentuk audio, ceramah/literatur, mendengarkan dongeng. Biasanya, pembelajar auditory bisa belajar sambil berdendang mendengarkan lagu atau menghafalkan keras-keras apa yang sedang ia baca.
Lalu, bagaimana jika anda bukan termasuk kedua tipe itu? Bisa jadi anda masih sulit mengembangkan logika untuk menghubungkan bagaimana cara kerja sistem pencernaan di dalam tubuh meskipun sudah mendapatkan penjelasan dengan baik. Apakah anda semakin lama menjadi kehilangan konsentrasi sehingga anda menjadi tidak betah duduk berlama-lama dikelas? Jika anda tidak bertemu dengan jenis guru A yang bijaksana memahami kesulitan anda, sangat mungkin nasib jutaan para pembelajar kinestetik yang sering dicap nakal karena tidak mau diam, bagaimana cara mengatasinya? Ternyata, anda butuh beranjak dari kursi dan menyentuh dengan tangan, anda termasuk tipe pembelajar taktil-kenestetik. Melalui sentuhan yang dimiliki indra perabaan, anda menjadi paham letak susunan organ pencernaan tubuh dan menggiring logika anda melalui perabaan. Biasanya, pembelajar taktil-kinestetik akan lebih mudah menyerap informasi jika bisa langsung menyentuh, meraba, dan mempraktikkan sesuatu ke dalam ekspresi gerakan.
Ketiga jenis gaya belajar ini juga akan dipengaruhi gaya berpikir tipe spatial yang dipengaruhi otak kanan atau pada gaya berfikir tipe logikal yang dipengaruhi otak kiri. Tipe spatial memiliki ciri-ciri berpikir holistik, imajinatif, intuisi, subjektif, nonstruktural, sementara itu, tipe logical memiliki ciri-ciri berpikir analitik, faktual, kronologikal, dan memahami keseluruhan informasi setahap demi setahap. Sebagai contoh, anda adalah tipe pembelajar visual-spatial yang menyenangi bentuk gambar dan berkombinasi dengan visual-logikal yang terfokus pada bentuk. Pada saat menyerap informasi, tayangan visual alat peraga berwarna itu akan merangsang saraf sensoris kebagian otak occipital labe (yang terkait dengan fungsi visual) ketika guru biologi mengilustrasikan apel yang masuk ke dalam mulut. Pada kasus itu, otak akan anda mulai menciptakan imajinasi apel di kepala anda. Anda mulai membayangkan secara spasial dinamika perjalanan panjang apel di system pencernaan tubuh. Kemudian, ketika sang guru memberi analogi perbandingan antara sistem kerja pencernaan dengan sistem kerja mesin, otak kiri akan mulai menganalisis. Otak kiri mencari keterkaitan secara logis bagaimana hubungan antara sistem kerja pencernaan dan sistem kerja mesin mobil, apakah ada persamaan sekaligus perbedaan dianta cara kerja kedua sistem tersebut.
Jadi, anda termasuk ke dalam tipe yang manakah?
Salah hormat,
Ghany Angga. MA
CEO Elfreda Managemet Corp.
Empowerment Trainer || Hypnotherapist || Fingerprint Analist || Mentalist
Setiap anak terlahir sebagai anak yang genius, pernyataan tersebut dapat ditelusuri berdasarkan makna dasar dari kata “genius”, asal kata “genial” yang berarti sesuatu yang dibawa sejak lahir (berhubungan juga dengan kata “genesis” awal mula sesuatu). Setiap anak memang terlahir genius, tetapi bukan berarti kita mengasosiasikannya seperti. Einstein, sang maestro fisikawan penemu teori Relativitas, atau seperti beethoven yang mahir membuat komposisi lagu, atau juga mampu membuat lukisan seperti picasso. Kegeniusan yang dimaksud disini berdasarkan kapasiatas potensi kecerdasan yang dibawa sejak lahir.
Setiap anak terlahir secara menakjubkan. Dengan rasa keingintahuan yang besar, spontanitas, dan vitalitas yang tiada hentinya untuk menjelajah, mereka mampu menyerap berbagai informasi secara cepat. Setiap anak memiliki kapasiatas untuk belajar secara mendiri. Selain itu, mereka juga mampu mengembangkan kemampuan adaptasi yang luar biasa berdasarkan kebutuhannya sejak bayi.
Saat ini, banyak metode yang dikembangkan untuk mengajarkan membaca kepada anak-anak sedini mungkin. Pada 1952, sebuah percobaan dilakukan oleh Aaron Stern. Percobaan yang dilakukan terhadap anaknya sendiri ini, Edith, membuktikan bahwa kecerdasan dapat dilatih sejak dini. Sejak Edith lahir, Aaron Stern memberikan lingkungan yang dapat memberikan rangsangan kuat kepada putrinya, mengajarkan perbendaharaan kata-kata baru setiap harinya dengan menggunakan kartu-kartu bergambar dan berbicara kepada anak itu dengan bahasa orang dewasa (bukan cara bayi). Hasil semua usaha tersebut? Pada usia satu tahun, Edith sudah dapat mengucapkan kalimat secara lengkap dan pada usia lima tahun, dia sudah selesai membaca seluruh buku Encyclopedia Britannica.
Pada usia enam tahun, enam buku dan surat kabar New York Times sudah di lahap oleh anak ini dalam sehari. Pada usia 12 tahun, dia telah masuk perguruan tinggi dan pada usia 15 tahun, ia telah mengajar matematika lanjutan di Michigan State University! Kabar baiknya, kita semua bisa menjadi seperti apa yang telah dicapai oleh Edith dan kita tidak harus mulai menstimulasi diri sejak dini. Saat ini, beberapa pun usia kita, kita mampu untuk meningkatkan kecerdasan. Usaha yang telah dilakukan oleh Aaron Stern terhadap putrinya memberikan inspirasi kepada semua orang tua untuk bisa membuat kegeniusan putra-putrinya menjelma menjadi kecerdasan sesungguhnya.
Semua anak terlahir genius dan lingkungan yang tepat mampu mengasah kecerdasan mereka menjadi lebih baik optimal. Namun, tentunya masih ada pertanyaan perihal potensi kegeniusan yang dibawa setiap anak ketika mereka lahir. Jika setiap orang terlahir genius, mengapa ada siswa yang bisa belajar dengan mudah dan menjawab berbagai pertanyaan tanpa kesulitan, sementara siswa lainnya harus membaca satu halaman sebanyak empat kali dan tetap tidak paham atau mampu mengingat apa yang telah dibacanya? Mengapa ada anak yang cepat memahami mempelajari matematika, sementara ada anak yang cepat dan mudah mempelajari dan memainkan piano, sementara ada anak yang masih kesulitan membedakan nada-nada? Pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang sama, sebagian anak tersebut memiliki insting untuk belajar dengan strategi yang tepat sehingga dapat mengakses informasi di otaknya dengan banyak dan lebih cepat, sementara yang lain tidak. Anak-anak yang masuk kategori tersebut telah mengetahui rahasia cara belajar yang efektif untuk diri mereka sendiri. Hal yang perlu kita ketahui adalah beda anak, beda strategi belajar dan beda juga hasilnya.
Salah hormat,
Ghany Angga. MA
CEO Elfreda Managemet Corp.
Empowerment Trainer || Hypnotherapist || Fingerprint Analist || Mentalist