Profile
Ghany Angga MA, atau biasa disapa dengan nama Ghany Elfreda, merupakan seorang Praktisi Mind Technology, yang menekuni dunia pemberdayaan diri (self empowerment) sejak masih duduk dibangku sekolah. Awalnya, Ghany kecil sangat tertarik dengan dunia-dunia yang menggali tentang potensi terpendam manusia, sampai ia pun menekuni dunia Metafisik, mulai dari hal-hal tentang pengolahan energi, pernafasan, sampai pada esoteris Jawa (kanoragan, kadigdayan, kebathinan) dan esoteris timur tengah (ilmu hikmah, ilmu karomah). Di wilayah fisik, ia pun juga banyak sekali menekuni berbagai aliran pencak silat, hingga ia pun pernah diangkat menjadi dewan pendekar termuda di salah satu aliran pencak silat tradisional di daerahnya.
Ada sebuah kalimat yang pernah ia baca dan menjadi sebuah pertanyaan besar dihidupnya, “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akanmengenal Tuhannya”. Kalimat inilah yang selalu terngiang dipikirannya dan menjadi sebuah pertanyaan besar. Siapa sebenarnya Aku?? Who Am I ?? Sudahkah aku mengenal diriku seutuhnya ??
Merasa belum puas dengan dunia metafisik, karena ia belum mendapatkan jawaban dari apa yang menjadi pertanyaan besarnya, maka ia pun mulai merambah kedunia mental dan pikiran. Dari sinilah ia mendapatkan titik terang dari misteri-misteri yang menjadi tanda tanya besar dihidupnya. Menemukan sebuah link yang terputus dari apa yang ia pelajari sebelumnya, antara fisik dan metafisik. Sebuah potensi yang semua orang miliki tapi tak semuanya mengerti apalagi mempelajari. Memahami bahwa manusia adalah satu kesatuan utuh (Body, Mind dan Soul) yang menjadikan ia lebih aware terhadap dirinya. Dengan menemukan link tersebut, ia pun mulai mampu memahami esoteris yang dulu pernah ia pelajari secara lebih mendalam, bukan hanya pada tingkat ritualitas saja, tapi lebih kepada nilai hidup dan sisi spiritualitas. Mulai saat itulah ia bertekad untuk menekuni berbagai macam hal-hal yang berhubungan dengan empowerment.
Hal ini pun terus berjalan sampai ia duduk dibangku kuliah. Ia mengambil jurusan Teknik Informatika di kampusnya. Ketika mata pelajaran tentang pemrograman, microcontroller, serta logika dan algoritma, ia justru malah terbelesit tentang pikiran manusia, pemrograman pikiran, cara pandang dan pola pikir seseorang sampai dengan pengaruhnya pada perilaku seseorang. Dari sinilah, ia mulai menekuni wilayah pikiran lebih dalam lagi, melakukan sebuah eksperimen-eksperimen kecil tentang hypnotherapy sampai pada aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kinerja pikiran seseorang, baik itu berupa komunikasi, berupa fisiologi ataupun berupa hal lainnya.
Pada tahun 2012, ia membuat sebuah lembaga pemberdayaan dan pengembangan diri yang bernama Elfreda Management, sekaligus ia dipercaya sebagai President dari lembaga tersebut. Sebuah lembaga yang berjalan di dua kaki, yakni provit oriented dan sosial oriented, sesuai dengan prinsipnya bahwa selayaknya tubuh, selain butuh makan, tubuh pun juga butuh untuk buang hajat untuk melancarkan sistem pencernaan. Begitupun juga dengan provit dan sosial.
Bersama dengan rekan-rekannya dalam satu lembaga ini, ia mulai mengembangkan bentuk aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan untuk empowerment. Dan hingga saat ini, sudah ada 4 perwakilan dari Elfreda Management di Indonesia, yakni di Banyuwangi, Bali, Jakarta dan Malang.
Saat ini ia aktif memberikan seminar dan training tentang pemberdayaan dan pengembangan diri. Namun, tujuan besar dan goal utamanya ketika ia menggeluti bidang ini, bukanlah untuk membawanya menjadi seorang Trainer. Akan tetapi untuk lebih mengenal tentang siapa dirinya, menemukan puzzle-puzzle jawaban atas pertanyaan besarnya. Menjadi seorang Trainer merupakan pernak pernik dalam hidupnya sebagai sebuah aplikasi untuk menularkan manfaat kepada sesama, terutama bagi yang membutuhkan.